Kamis, 10 Maret 2011

NERACA PEMBAYARAN DAN PENDAPATAN NASIONAL

Pendahuluan
 
Tulisan ini membahas tentang Neraca pembayaran dan Pendapatan sosial.Di dalam Neraca pembayaran akan di jelaskan tentang tujuan utama dan komponen-komponen dari Neraca pembayaran.Didalam Pendapatan nasional juga akan dijelaskan ini lebih rinci lagi dengan disertakan cara menghitungnya.
Dengan membaca tulisan ini anda diharapkan dapat mengerti dan menjelaskan mengenai Neraca pembayaran,Pendapatan nasional serta dapat menghitung GDP,GNP,NNP,NNI,PI dan DI.

Orang Indonesia makan Pizza. Orang Italia membeli rempah-rempah dari Tanzania. Orang Afrika membeli minyak dari Kuwait. Orang Arab membeli kamera buatan Jepang. Orang Jepang berlibur ke Bali. Barang kerajinan Bali diekspor ke manca negara. Globalisasi membuat pertukaran barang dan jasa telah melampaui batas-batas negara. Revolusi dalam bidang-bidang telekomunikasi, transportasi dan turisme membuat globalisasi semakin tak terelakkan oleh negara manapun. Dunia terasa menjadi sempit.

Ahli-ahli ekonomi secara sederhana memandang perdagangan internasional adalah perluasan dari perdagangan domestik. Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa yang terjadi melampaui batas-batas negara.. Pada dasarnya perdagangan diperlukan karena tidaklah mungkin setiap individu, wilayah, atau negara melakukan swasembada untuk semua jenis kebutuhannya. Selain sama sekali tidak efisein, tidak semua sumber daya yang diperlukan untuk swasembada dapat diperoleh seluruhnya di wilayah atau negara tersebut. Contoh, Jakarta tidak mungkin dapat melakukan swasembada apel, karena selain kondisi geografis dan iklim yang tidak sesuai untuk tanaman apel, juga jauh lebih baik mendatangkan apel dari wilayah lain, seperti Malang. Indonesia tidak mungkin dapat melakukan swasembada tempe karena produksi kedelai dalam negeri tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan akan tempe dalam negeri.

Secara teoritis, apa sebenarnya manfaat dari perdagangan pada umumnya dan perdagangan internasional khususnya? Negara akan mendapatkan manfaat dari perdagangan internasional karena adanya spesialisasi. Spesialisasi berarti setiap negara memproduksi barang atau jasa tertentu lebih banyak dari kebutuhan konsumsi warganya, serta barang dan jasa lain lebih sedikit dari kebutuhan konsumsi warganya. Dengan perdagangan, setiap individu, wilayah, atau negara dapat memusatkan perhatiannya untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat mereka lakukan dengan efisien, dan melakukan perdagangan untuk memperoleh barang dan jasa lain yang tidak diproduksinya.

Ada 3 alasan utama terjadinya perdagangan internasional :

1. Keanekaragaman kondisi faktor produksi. Negara yang berada pada daerah tropis, seperti Indonesia, tentunya dapat melakukan spesialisasi untuk menghasilkan kopi dan karet, sementara negara seperti Kanada memproduksi gandum dan kentang.

2. Penghematan biaya. Dalam rentang output tertentu, biaya rata-rata produksi biasanya akan menurun sejalan dengan meningkatnya output. Coca Cola Company, Sony, Microsoft, menikmati biaya rata-rata produksi yang rendah dengan adanya perdagangan internasional yang memungkinkan mereka menjual produknya di pasar global.

3. Prinsip keunggulan komparatif. Prinsip ini mengatakan bahwa setiap negara akan memproduksi dan mengekspor barang dan jasa yang dapat mereka produksi dengan lebih efisien dibanding negara lain. Sebaliknya mereka akan mengimpor barang dan jasa yang biaya produksinya relative lebih tinggi daripada negara lain.


Neraca Pembayaran

Untuk mengetahui apa yang terjadi pada perdagangan internasional pemerintah suatu negara mencatat transaksi antar negara. Pencatatan transaksi tersebut dilakukan dalam Rekening Neraca Pembayaran. Rekening neraca pembayaran terdiri dari tiga bagian utama yaitu (i) Neraca Transaksi Berjalan (Current Account), (ii) Neraca Modal (Capital Account), dan (iii) Transaksi Pemerintah.

Neraca Transaksi Berjalan

Neraca transaksi berjalan mencatat pembayaran yang timbul dari perdagangan barang dan jasa antar negara. Neraca ini terdiri dari neraca perdagangan yang mencatat pembayaran dan penerimaan yang datang dari impor dan ekspor barang-barang berwujud. Yang kedua adalah transaksi jasa, yang mencatat pembayaran dan penerimaan yang datang dari perdagangan jasa dan penggunaan modal.

Neraca Modal

Neraca modal mencatat transaksi-transaksi yang berkaitan dengan lalu lintas modal keuangan internasional. Perlu dibedakan antara modal jangka pendek dan modal jangka panjang. Modal jangka pendek adalah dana yang masuk atau keluar dalam/dari suatu negara dalam bentuk aktiva yang sangat likuid atau mudah diuangkan, misalnya rekening bank atau deposito. Modal jangka panjang adalah dana yang masuk atau keluar dalam/dari suatu Negara yang diinvestasikan dalam bentuk asset yang kurang likuid, misalnya obligasi jangka panjang, atau dalam bentuk modal fisik misalnya pabrik.

Dua kelompok utama dalam neraca modal jangka panjang adalah investasi langsung dan investasi portofolio. Perbedaan di antara keduanya adalah jawaban dari pertanyaan apakah kemudian investor memiliki hak suara dan hak mengendalikan secara langsung. Investasi langsung berkaitan dengan dengan perubahan pada kepemilikan bukan warga negara atas perusahaan domestik, dan kepemilikan warga negara atas perusahaan asing. Bentuk-bentuknya antara lain adalah pendirian pabrik dan pengambilalihan perusahaan dimana terjadi perubahan kekuasaan pengendalian perusahaan. Di lain pihak, investasi portofolio adalah investasi dalam bentuk obligasi atau saham minoritas yang tidak melibatkan pengendalian secara langsung.

Transaksi Pemerintah

Yaitu semua transaksi dana cadangan devisa yang dipegang oleh pemerintah dalam hal ini bank sentral. Bank sentral menyimpan dana cadangan yang mereka gunakan untuk membeli dan menjual di pasar valuta asing. Sebagian dari cadangan dapat berupa emas, sebagian berupa valuta asing, sebagian lagi berupa hak kliam atas berbagai mata uang asing, dan sebagian lainnya dalam bentuk Special Drawing Right (SDR), yaitu semacam mata uang internasional yang dikuasai oleh International Monetary Fund (IMF). Setiap negara mendapat jatah SDR yang dijamin dengan emas. SDR hanya dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan neraca pembayaran tanpa harus meminta persetujuan dari IMF.


Sekilas Neraca Pembayaran Indonesia

Sejak terjadinya krisis ekonomi, data neraca pembayaran Indonesia menunjukkan gejolak yang cukup signifikan. Anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing yang secara teoritis seharusnya dapat meningkatkan penerimaan ekspor ternyata tidak terjadi. Selama periode krisis ekonomi yang diawali pada pertengahan tahun 1997, nilai ekspor non migas Indonesia justru mengalami penurunan sebesar 7,47 persen pada tahun 1998 dan 4,44 persen pada tahun 1999, padahal pada periode yang sama Rupiah terdepresiasi hampir 300 persen terhadap US$. Empat faktor yang disinyalir menjadi penyebab buruknya kinerja ekspor non migas Indonesia adalah kegagalan sistim perbankan menjalankan fungsi intermediasi sehingga tidak mendukung kegiatan eksportir, melemahnya pasar regional, tingginya komponen impor dari produk ekspor Indonesia, dan ketidakstabilan sosial dan politik dalam negeri Indonesia. Namun demikian volume ekspor non migas Indonesia justru meningkat selama periode tersebut. Kenyataan ini membuktikan bahwa keempat faktor di atas tidak cukup valid dalam menjelaskan penyebab buruknya kinerja ekspor non migas Indonesia. Buruknya kinerja ekspor non migas Indonesia selama periode krisis lebih banyak disebabkan oleh anjloknya harga ekspor. Krisis ekonomi disinyalir juga melanda Negara-negara tujuan ekspor sehingga kesulitan menyerap produk ekspor non migas Indonesia.

Data neraca pembayaran Indonesia dari tahun 1999 sampai dengan 2004 dapat dilihat dalam tabel berikut ini.







Apa arti angka-angka yang tertera dalam tabel di atas? Mari kita bahas beberapa yang penting..


Export of Goods menggambarkan keseluruhan nilai barang yang kita ekspor ke luar negeri sehingga mendatangkan devisa. Sedangkan Import of Goods menggambarkan keseluruhan nilai barang yang kita impor dari luar negeri sehingga mengurangi devisa. Dari kedua komponen tersebut terlihat bahwa kecenderungan yang terjadi adalah peningkatan nilai impor yang lebih besar daripada nilai ekspor. Akibatnya surplus perdagangan barang kita cenderung menurun mulai tahun 2000. Dr. Sritua Arief dalam salah satu artikelnya menyatakan bahwa kandungan impor produk-produk tertentu di sektor industri berkisar antara 80 persen hingga 90 persen. Produk-produk tersebut adalah produk tekstil, garmen, kimia, produk kertas, plastic, produk metal, kaca, besi dan baja, keramik, produk kulit, alat-alat transport, elektronik, permesinan listrik dan pesawat terbang. Ketergantungan yang tinggi terhadap komponen impor sangat menguras devisa. Ini tentunya bukan pertanda baik.

Services (netto) menggambarkan selisih netto antara pembayaran dari kita atas jasa pihak luar negeri dan penerimaan dari luar negeri atas jasa kita yang dipakai pihak luar negeri.

Dari neraca perdagangan barang-barang dan jasa-jasa kita dapatkan angka surplus/defisit Neraca Transaksi Berjalan. Pada tahun 1999 surplus neraca transaksi berjalan kita mencapai 5,8 miliar US$, pada tahun 2000 naik menjadi 7,9 miliar US $ sebelum kemudian turun menjadi 6,9 miliar US$ pada tahun 2001. Pada tahun 2002 surplus neraca transaksi berjalan kita kembali naik menjadi 7,4 miliar US$. Estimasi pada tahun 2003 turun menjadi 5,1 miliar US$ dan proyeksi tahun 2004 diperkirakan sebesar 4,2 miliar US$.

Official Capital (netto) menunjukkan selisih netto penerimaan modal pemerintah setelah dikurangi pelunasan pinjaman. Sedangkan angka Private Capital (netto) menunjukkan selisih netto modal swasta yang masuk ke Indonesia setelah dikurangi dengan modal swasta yang keluar. Menarik untuk diamati disini adalah tingginya angka modal swasta yang keluar pada tahun 1999, 2000, dan 2001 yang berturut-turut mencapai 9,9 miliar US$, 9,9 miliar US$ dan 8,3 miliar US$. Bandingkan dengan tahun 2002 yang hanya sebesar 1,5 miliar US$. Memang pada tahun-tahun tersebut disinyalir terjadi pelarian modal swasta secara besar-besaran akibat stabilitas politik dan keamanan dalam negeri yang bergejolak.



Setelah mempelajari bab diatas, sekarang akan di bahas beberapa elemen penting yang menentukan tingkat kesejahteraan ekonomi suatu negara.
Neraca pembayaran, pendapatan nasional, produk domestik bruto atau GDP, dan produk nasional bruto atau GNP adalah elemen-elemen penting dalam suatu perekonomian negara, karena dengan mengetahui dan mempelajari ke empat hal tersebut, kita dapat mengetahui, menganalisis, dan menetukan hasil dari kebijakan ekonomi yang diajalankan suatu negara. Apakah mempunyai dampak positif? Apakah berjalan dengan baik? Dan dapat menentukan kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara.

Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.

1. Siklus aliran pendapatan (circular flow) dan interaksi antar pasar.
    a. Siklus Aliran Pendapatan (Cirlular Flow)
        Model circular flow membagi perekonomian menjadi empat sector :
        • Sektor Rumah Tangga (Household Sector)
        • Sektor Perusahaan (Firms Sector)
        • Sektor Pemerintah (Government Sector)
        • Sektor Luar Negeri (Foreign Sector)

    b. Tiga Pasar Utama (Three Basic Markets)
       Untuk analisis ekonomi makro, pasar-pasar yang begitu byk dikelompokkan menjadi tiga pasar utama
       • Pasar Barang Dan Jasa (Goods And Services Market)
       • Pasar Tenaga Kerja (Labour Market)
       • Pasar Uang Dan Modal (Money And Capital Market)

2. Metode penghitungan pendapatan nasional

Ada tiga cara perhitungan pendapatan nasional, yaitu metode output (output approach), metode pendapatan (income approach), dan metode pengeluaran (exspenditure approach). Masing-masing metode (pendekatan) melihat pendapatan nasional dari sudut pandang yang berbeda, tetapi hasilnya saling melengkapi.

a. Metode Output (Output Approach) Atau Metode Produksi
Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara perhitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi.

b. Metode Pendapatan (Income Approach)
Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas factor produksi yang digunakan dalam proses produksi.

c. Pengeluaran (Exspenditure Approach)
menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian :
• Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)
• Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)
• Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)
• Ekspor Neto (Neto Export)

3. Beberapa Pengertian Dasar Tentang Perhitungan Agregatif

tujuan perhitungan output maupun pengeluaran dan ukuran-ukuran agregat lainnya adalah untuk menganalisis dan menentukan kebijakan ekonomi guna memperbaiki atau meningkatkan kemakmuran atau kesejahteraan rakyat. Beberapa pengertian yang harus di pelajari berkaitan dengan hal tersebut adalah :
a. Produk Domestic Bruto (Gross Domestic Products)
b. Produk Nasional Bruto (Gross National Products)
c. Produk Nasional Neto (Net National Products)
d. Pendapatan Nasional (National Income)
e. Pendapatan Personal (Personal Income)
f. Pendapatan Personal Disposable (Disposable Personal Income)

4. PDB harga berlaku dan harga konstan 

Nilai PDB suatu periode tertentu sebenarnya merupakan hasil perkalian antara harga barang yang diproduksi dengan jumlah barang yang di hasilkan. Sebagai contoh : PDB 2007 adalah hasil perkalian antara harga barang tahun 2007 dengan jumlah barang yang di produksi tahun 2007.
Untuk memperoleh PDB harga konstan, kita harus menentukan tahun dasar (based year), yang merupakan tahun dimana perekonomian berada dalam kondisi baik atau stabil. Dan harga barang pada tahun tersebut dapat kita gunakan sebagai harga konstan.

5. Manfaat Dan Keterbatasan Perhitungan PDB

a. Perhitungan PDB Dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu Negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk. Angka tersebut dikenal sebagai angka PDB per kapita.
Biasanya makin tinggi angka PDB perkapita, kemakmuran rakyat di anggap makin tinggi. Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) juga menggunakan angka PDB perkapita untuk menyusun kategori tingkat kemakmuran suatu Negara.

b. Perhitungan PDB Dan Masalah Kesejahteraan Social
Perhitungan PDB maupun PDB perkapita juga dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan social suatu masyarakat. Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang di pakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik.
Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak di perhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang di anggap memenuhi kebutuhan fisik atau materi yang dapat di ukur dengan nilai uang.

c. PDB Per Kapita Dan Masalah Produktivitas
Sampai batas-batas tertentu, angka PDB perkapita dapat mencerminkan tingkat produktivitas suatu Negara. Untuk memperoleh perbandingan prokditivitas antar Negara, ada beberapa hal yang perlu di pertimbangkan :
• Jumlah dan komposisi penduduk
• Jumlah dan struktur kesempatan kerja
• Faktor-faktor nonekonomi

d. Penghitungan PDB Dan Kegiatan-Kegiatan Ekonomi Tak Tercatat
(Underground Economy)
Angka statistik PDB Indonesia yang di laporkan oleh badan pusat statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu Negara.
Di Negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih di sebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih di dominasi oleh kegiatan pertanian dan informal.

KONSEP PENDAPATAN NASIONAL

1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan

2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
Rumus
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri

3. NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
Rumus :
NNP = GNP – Penyusutan

4. NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung

5. PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )

6. DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung

Catatan Penutup

Sebagai catatan penutup patut dikutip pendapat Dr. Sritua Arief yang menyatakan bahwa Indonesia harus segera memformulasikan kebijakan yang komprehensif terutama menyangkut pembayaran cicilan pokok dan bunga hutang luar negeri, penggunaan devisa nasional, manajemen kredit, prioritas investasi, rasionalisasi sektor industri, pengaturan investasi asing, dan tata cara transaksi ekspor impor. Jangan sampai Indonesia mengalami model defisit neraca transaksi berjalan yang menimbulkan efek ketidakstabilan perekonomian.


Daftar Pustaka


Abdurohman dan Rahadian Zulfadin, "Performance of Indonesia's Key Non-Oil Export During The Crisis : Value vs Quantity Movement", Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume 6 Nomor 4, Badan Analisa Fiskal, Jakarta, 2002.

Arief, Sritua., "Defisit Perkiraan Transaksi Berjalan", Kompas, 15 Februari 1996.

Badan Analisa Fiskal, "Indikator Makro Ekonomi", Beberapa Terbitan.

Heriyanto, Tedi., "Defisit Transaksi Berjalan", UGM, Yogyakarta, 1999.

Lipsey, Richard G., "Pengantar Makroekonomi", Edisi Sembilan, Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1992.


Disadur dari : http://forumm.wgaul.com/showthread.php?t=20002

http://iskandarzulkarnainm.blogspot.com/
 

0 komentar:

Posting Komentar