Pada
kesempatan ini, saya kembali akan mereview sebuah film yang berjudul Kita Vs
Korupsi.
Film
ini merupakan besutan KPK yang diproduseri oleh pimpinan KPK sendiri. Film ini
berbentuk omnibus, yaitu terbentuk dari beberapa cerita pendek yang disatukan
membentuk sebuah tema. Masing-masing cerita memiliki substansi sama, yaitu
korupsi namun dengan bentuk dan cerita yang berbeda-beda. Yang saya dengar dari
beberapa sumber terpercaya, pemeran film ini tidak dibayar sama sekali,
sekalipun mereka adalah artis-artis film kelas atas seperti Nicholas Saputra,
Ringgo Agus Rahman, Tora Sudiro, dll.
Yang
menarik dalam film ini adalah ceritanya yang mampu menyentuh semua kalangan,
cerita pertama mengenai pejabat publik (Lurah) yang melakukan pembohongan
publik dan menerima suap, lalu cerita kedua adalah tentang dua orang anak muda
yang ingin kawin lari tetapi terhambat suatu hal yang menyebabkan mereka harus
memilih memakai calo atau tidak, cerita ketiga menceritakan keadaan Indonesia
tahun 80-90an dimana krisis melanda dan badai kemiskinan melanda begitu hebat,
seorang penjaga gudang diiming-imingi dengan uang yang sangat banyak oleh
seorang cukong yang ingin menimbun beras yang sejatinya akan dijual murah oleh
pemerintah, cerita terakhir dalam film ini mengisahkan tentang 3 orang anak
SMA, yang punya cara masing-masing untuk mendapatkan uang untuk memenuhi gaya
hidupnya.
Baiklah,
ketika anda memutuskan ingin menonton film ini, jangan berharap anda akan
mendapat kesenangan setelah menonton film ini. Yang ada setelah menonton film
ini, hati nurani anda akan terasa terkoyak, hancur lebur lalu porak-poranda. Disini
saya tidak akan mereview satu-persatu kisah2nya, tapi saya akan berikan satu
penilaian terhadap kisah terbaik menurut saya dalam film ini, yaitu kisah
ketiga yang diperankan oleh Tora Sudiro. Dalam film ini, menurut saya Tora main
bagus, sebuah ekspresi perang batin yang berkecamuk dalam dirinya begitu jelas
tergambar dalam wajahnya. Sungguh kisah ini sangat menegangkan, terlebih ketika
ia disodorkan berjuta-juta uang ketika sedang tidak punya uang dan anaknya yang
masih kecil hampir mati karena sakit, namun dia dengan tegas menolaknya dan
adegan ini membuat saya menitikan air mata. Sungguh
Dengan
ini, saya sangat merekomendasikan film ini ditonton oleh semua kalangan,
dimanapun tempatnya karena film ini dapat menggugah hati nurani, dan saya yakin
film ini adalah media yang cukup efektif untuk menyampaikan pesan antikorupsi
kepada setiap orang Indonesia yang ingin perubahan. Dan setelah menyaksikan film ini, kita dapat bertanya pada diri masing-masing "Kita Vs Korupsi : siapa yang menang?"
0 komentar:
Posting Komentar