Jumat, 23 September 2011

1 of 3 memorable movies : Janji Joni

Sutradara Joko Anwar
Produser Nia Di Nata
Penulis Joko Anwar
Pemeran Nicholas Saputra
Mariana Renata
Rachel Maryam
Dwiky Riza
Distributor Kalyana Shira Film








Wew, ini adalah kali pertama saya menulis di blog selain tulisan-tulisan tugas kuliah yang ngebosenin itu.
Saya berencana membuat trilogi tulisan film-film Indonesia yang paling membekas/memorable di ingatan saya. Untuk permulaan saya memilih film dengan judul “Janji Joni”. Meskipun film ini sudah agak jadul(2005), tapi seperti saya bilang tadi, film ini adalah salah satu yang memorable dalam ingatan saya. Tanpa banyak basa-basi, inilah review alakadarnya ala newbie.

“Saya yakin selama ini banyak dari anda hanya duduk manis di bioskop dan menikmati tiap scene dari film dan hanya menuntut film yang akan kita tonton diputar tepat waktu, tapi tahukah anda siapa yang menentukan anda bisa nonton film di bioskop atau tidak?pengantar rol film.”

sinopsis

Film hasil kolaborasi Nia Dinata dan Joko Anwar(tahukah anda?Joko Anwar adalah sutradara kegemaran saya) bercerita tentang seorang laki-laki muda berusia 22 tahun dan belum pernah pacaran bernama Joni yang bekerja paruh waktu di bioskop sebagai pengantar rol film (Nicholas Saputra) yang berteman baik dengan seorang projeksionis (Alm.Gito Rollies). Suatu ketika ia bertemu dengan seorang wanita cantik di bioskop yang diketahui bernama angelique (Mariana Renata). Dengan malu-malu, Joni menegur wanita (tentu saja untuk tahu namanya juga!) tanpa mempedulikan cowok yang ada di samping wanita itu yang bernama Otto (Surya Saputra), namun apa yang terjadi?wanita itu hanya akan memberitahu namanya setrlah Joni mengantarkan rol film yang akan ia tonton tepat waktu. Dengan wajah sumringah dan pertimbangan selama setahun belakangan Joni tak pernah telat, Joni menyetujui persyaratan itu. Tapi usaha Joni untuk tepat waktu tak berjalan mulus, karena seolah-olah seluruh isi kota bersatu padu untuk menghancurkan janji si Joni terhadap wanita itu. Sekian(karena saya tak ingin membocorkan elemen surprise dalam film ini.)

Bertabur bintang

Selain Nicholas Saputra dan Mariana Renatasebagai tokoh utama, masih banyak segudang bimtang-bintang film muda dan yang sudah kawakan yang hanya menjadi icing sugar/pemanis/figuran tepatnya dalam film ini yang memberikan elemen surprise dalam film ini. Sebut saja Tora Sudiro, Winky Wiryawan, Aming, Indra Herlambang, Ronald Surapradja, Ria Irawan, Jajang C Noer, dll yang pasti bikin anda cengar-cengir saat menonton film ini.
Dari beberapa artis yang jadi figuran dalam film ini, entah kenapa saya paling tidak suka dengan Ria Irawan yang berperan sebagai sutradara. Saya menganggap aktingnya terlalu lebay/berlebihan, tapi mungkin anda ada yang menganggap itu adalah sebuah totalitas yang ingin ditunjukan oleh bintang kawakan sekalibernya?itu persepsi anda masing-masing.
Dan yang paling saya suka adalah Tantowi Yahya yang berperan ciamik sebagai dokter, aktingnya natural sekali dan sedikit bisa mencairkan suasana yang mulai tegang.

Soundtrack yang tak pasaran

Soundtrack dalam film ini sangat-sangat pas dan mendukung sekali setiap situasi yang ditampilkan dalam film ini. Tak main-main, 12 band indie yang mengisi soundtrack dalam film ini, antara lain The Adams, Teenage Death Star, Sore, Sajama cut, dll.
Penata suara yang sangat jeli memilih mereka sebagai pengisi soundtrack, lagu-lagu mereka bagus dan tidak pasaran. Saya yakin, setelah menonton film ini anda akan ingin mendengarkan soundtrack-soundtrack film ini secara utuh (seperti saya)

Dialog bermutu dan “menyentil”

Sebaiknya jika anda ingin menonton film ini, siapkan pendengaran anda sesiap-siapnya karena dalam film ini tak ada sedikitpun dialog yang terucap sia-sia antarpemain. Contoh pada saat Aming yang menceramahi Otto yang ingin nitip tiket : “konsep mengantre itu diciptakan ada pointnya loh, supaya yang dateng duluan bisa dapet tiket duluan. Buat apa ngantri kalo kita bisa main titip”
Contoh diatas adalah salah satu dari puluhan dialog-dialog bermutu yang diucapkan antarpemain dlam film ini.
Menurut saya, film ini adalah film dengan dialog terbaik.

Aspek sosial

Kisah yang diangkat dalam film ini simpel dan sederhana. Yaitu bagaimana realitas sosial dewasa ini digambarkan dengan bahasa-bahasa yang lugas dan dialog-dialog “menyentil”. Joni disini digambarkan sebagai pahlawan dari kelas rendah yang menjadi penentu seseorang bisa nonton film di bioskop atau tidak. Joko berusaha mengangkat profesi yang luput dari perhatian orang.
Joko juga tak hanya mengangkat satu profesi saja. Ia juga menggambarkan bagaimana karakter orang-orang yang bekerja dibalik film seperti produser, sutradara, kameramen, artis, dan penulis skenario. Semua karakter itu dituturan secara sekilas, padat, dan cerdas oleh Joko.
Rangkaian insiden yang dialami Joni secara implisit ingin memparodikan realitas sosial dewasa ini. Intinya adalah bahwa orang yang berniat baik seringkali malah menjadi korban. Hal ini nampak pada adegan Joni yang menolong orang buta menyeberang malah dicuri motornya.


Setting

Sepertinya Joko ingin membawa ingatan kita kembali ke tahun 70-an, lihat saja dari gaya berpakaian Joni yang pakai celana jeans "agak" ketat, gaya rambut Angelique yang kriting-kriting lucu itu.hahahahaha 
dan juga ada beberapa figuran biasa yang berlalu-lalang di jalan dengan memakai celana jeans cutbray, dll
kemudian kita bisa lihat bioskop tempat Joni bekerja, ya!anda benar, itu Metropole. yang saya tahu sekarang Metropole sudah keren banget, tapi apakah pada tahun pembuatan film ini gedungnya jadul begitu?atau "dijadulkan?" ah, sudahlah!ini memang pintar2nya kang Joko.



Sekian review acak-acakan dan ngawur ala newbie, film ini saya beri rating 8/10.

Pada akhirnya, saya terpaksa mengakui kejeniusan Joko Anwar yang mengangkat tema yang cerdas pada film Janji Joni ini. Tema yang tidak umum, soundtrack ciamik, cameo-cameo menawan dan menurut saya, siapapun yang menonton film ini pasti akan terbawa oleh ceritanya dan lupa dengan masalah hidup dan hutang-hutangnya. Sekian

0 komentar:

Posting Komentar