Sabtu, 12 November 2011

Kenapa film yang itu nggak laku?

Pertama-tama saya ingin memberitahu bahwa tulisan ini adalah murni analisis saya pribadi selaku penulis dan sedikit pengalaman.

Apa definisi Film bagus menurut anda?menurut saya, film bagus adalah film yang membuat kita terlena dan terbawa dalam alur ceritanya, dan setelah selesai menonton ceritanya susah dilupakan. Mungkin itu yang disebut dengan pengalaman sinematika?saya tidak tahu, saya cuma penonton dan cuma nebak-nebak aja.

Lalu apa yang membuat anda ingin menonton sebuah judul film di bioskop?anda tahu cerita film itu bagus?ada aktor/aktris kesukaan anda?anda sudah melihat reviewnya?atau genre filmnya yang anda suka? kalau saya pribadi sih saya akan mengesampingkan faktor-faktor diatas karena film bagus itu bisa bergenre apa saja, siapapun sutradaranya, aktornya, dll.

Lalu ada yang menarik pikiran saya untuk menggali lebih dalam lagi tentang sebenarnya kategori film apa yang diinginkan oleh masyarakat Indonesia sebenarnya?rasa penasaran ini timbul ketika untuk pertama kalinya saya menginjakan kaki ke bioskop untuk menonton sebuah film horror Indonesia, pada waktu itu belum ada bumbu-bumbu seks dan pornografinya!
saya mengantri lama sekali untuk mendapatkan sebuah tiket di hari pertama pemutaran film tersebut, bahkan saya sempat berpikir untuk pulang saja dan menontonnya esok hari

Saat saya (masih) mengantri, ada yang menarik di pikiran saya, di studio 2 ada sebuah film Indonesia yang diputar bersamaan dengan film yang ingin saya tonton, tapi kenapa sepi sekali?apa film itu nggak bagus?atau ada hal lain yang membuatnya tak laku?saya tidak tahu.
waktunya masuk teater 1!saya menonton, menikmati, dan pada akhirnya film selesai dan keluar teater, jelas saya merasa terhibur sekali dan saya mencoba mengingat kembali detik per detik film yang saya tonton tadi.

2-3 hari kemudian, saya sudah merasa bahwa betapa tidak pentingnya film itu saya tonton, ceritanya klise, dll. Lalu dengan sedikit rasa penasaran saya browsing di internet tentang film yang kemarin saya lihat nggak laku, dan ternyata pencarian itu membuat saya menyesal telah menonton film horor yang gak horor nan klise itu.sumpah. Saya baru sadar bahwa seharusnya film yang saya tonton adalah ini, bukan itu!

Dari cerita saya diatas, saya dapat menarik kesimpulan bahwa masyarakat Indonesia cenderung pergi ke bioskop untuk mencari hiburan, makanya mereka cari film yang kira-kira menghibur, tanpa perlu repot-repot mikirin teka-teki film macam film Hollywood itu, karena apa?karena mereka lelah dengan aktivitas sehari-hari dan masalah-masalah yang mengganggu pikiran mereka. "Jadi, buat apa susah-susah cari film yang bikin mikir?kita kan beli tiket, kalo mau mikir tiap hari aja gratis!"
Ya, meskipun ada beberapa orang Indonesia cerdas yang nggak menganut paradigma diatas, sih

Hal tersebut berlawanan sekali dengan yang terjadi di negara maju. Dengan kondisi ekonomi yang cenderung stabil, makmur, sentosa dan adil, masyarakat nggak pusing lagi mikirin hidup sehari-hari yang susah. Jadi, mereka cari sesuatu yang bisa dipake buat mikir, slah satunya film!itulah mengapa sebabnya kebanyakan film-film terbaik terlahir di negara maju (mungkin juga karena yang nilai film itu terbaik, negara itu sendiri).

Kesimpulan, jadilah masyarakat film Indonesia yang bijak. mengutip perkataannya Joko Anwar (sutradara kesayangan saya) : "Film gak selamanya harus mendidik, menghibur doang gak apa2 asal bikinnya bener!"
tonton film yang berkualitas, terlebih kita harus lebih cerdas lagi memilih film Indonesia yang benar-benar "Indonesia".Sekian(maap kalo seandainya gak nyambung)

0 komentar:

Posting Komentar